Pada masa
Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa
agama masih kelihatan memainkan peranan. Hal ini terjadi pada tahap permulaan,
yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala
sesuatu adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih
dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500
SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang
menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Jadi, dapat dikatakan bahwa agama
alam bangsa Yunani masih dipengaruhi misteri yang membujuk pengikutnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang
berkualitas tinggi. Secara umum dapat dikatakan, para filosof pra-Socrates
berusaha membebaskan diri dari belenggu mitos dan agama asalnya.
Sokrates
menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika tekhne) dalam berfilsafat. Bertolak
dari pengalaman konkrit, melalui dialog seseorang diajak Sokrates (sebagai sang
bidan) untuk “melahirkan” pengetahuan akan kebenaran yang dikandung dalam batin
orang itu. Dengan demikian Sokrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif.
Pemikiran Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya. Hidup pada masa yang sama
dengan mereka yang menamakan diri sebagai “sophis” (“yang bijaksana dan berpengetahuan”) .
Ungkapan yang paling sederhana terhadap kata filsafat (shopis) seperti yang
dikemukakan oleh Prof. Dr. Hasan Langgulung adalah cinta hikmah (kebijaksanaan).
Setelah abad
ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka
menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya
dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi,
artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan
meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk
mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ini, kemudian banyak orang mencoba
membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka
timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan
sebagai landasan peradaban dunia.
Ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
Ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
Terdapat
tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani ini lahir, yaitu :
a.
Bangsa Yunani yang kaya akan mitos
(dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal dari uapaya orang untuk
mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis
yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan
rasional, seperti syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
b.
Karya sastra Yunani yang dapt
dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, karya Homerous mempunyai
kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang
didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
c.
Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang
berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan
dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya
tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Periode Yunani
kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada
periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan
perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat
pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan
akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama
dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala
sesuatu yang serba berubah.
Puncak
kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Ia murid
Plato, seorang filosof yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan
besar filsafat yang dipersatukannya dalam satu sistem logika, matematika,
fisika, dan metafisika. Logoka Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa
yang disebut silogisme. Pada dasarnya silogisme dibedakan menjadi tiga
premis :
a.
Semua manusia akan mati (premis
mayor)
b.
Socrates seorang manusia (premis
minor)
c.
Socrates akan mati (konklusi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar