Minggu, 11 Oktober 2015

Teori - Teori Tentang Nilai

Permula adanya teori umum dari terjadinya perdebatan antara Alexius Meinong dengan Christian von Ehrenfels pada tahun 1890-an berkaitan dengan sumber nilai. Alexius Meinong berpendapat sumber nilai adalah perasaan  (feeling)  atau perkiraan adanya kesenangan terhadap suatu objek. Christian von Ehrenfels berpendapat sumber nilai adalah hasrat atau keinginan (desire). Menurut pendapat keduanya nilai adalah  milik objek itu sendiri .
·         Objektivisme atau Realisme Aksiologi
Penetapan nilai merupakan suatu yang dianggap objektif. Alexander mengatakan nilai, norma, ideal, dan sebagainya merupakan unsure atau berada dalam objek atau berada pada realitas objek . Penetapan suatu nilai memiliki arti benar atau salah, meskipun penilaian itu tidak dapat diverifikasi, yaitu yang tidak dapat dijelaskan melalui suatu istilah tertentu.
Pendukung dari objektivisme aksiologi mencangkup Plato, Aristoteles , St. Thomas Aquinas, Maritain, Rotce, Alexander , dan lain- lainnya.
Beberapa bentuk Ekspresi Objektivisme Aksiologi:
1.      Bosanquet ( idealisme )
Nilai adalah kualitas tertentu dari suatu objek, kejujujuran apa adanya,    tetapi manifestasinya diilhamkan kedalam sikap pikiran manusia.
1.      Scheler (fenomenologi)
Nilai adalah esensi yaitu entitas yang ada dengan sendirinya yang diintuisikan secara emosional.
1.      C.I. Lewis (Pragmatisme konseptual)
Penetapan nilai tunduk pada standar yang  sama pada pengetahuan dan validitas seperti halnya penilaian empiris kognitif lainnya.
1.      G. E. moore ( Intuisime)
Nilai adalah suatu  yang  tidak dapat diterangkan , yakni tidak dapat dianalisis, tidak dapat direduksi dari terma itu sendiri,meskipun nilai adalah suatu tindakan.
·         Subjektivisme Aksiologi
Penentuan nilai mereduksi penentuan nilai ke dalam statemen yang berkaitan dengan sikap mental terhadap suatu objek atau situasi dan penentuan sejalan dengan pernyataan benar atau salah. Subjektivisme aksiologi cenderung mengabsahkan teori etika yang disebut hedonism, sebuah teori yang mengatakan kebahagian sebagai criteria nilai dan naturalism yang meyakini bahwa suatu nilai dapat direduksi ke dalam psikologis.
Pendukung subjektivisme aksiologi adalah Hume , Perry, Prall, Parker, Santayana, dan lainnya.
Beberapa bentuk Ekspresi Subjektivisme Aksiologi :
1.      Hume ( skeptisime )
A memiliki nilai berarti orang menyukai A
1.      Sarte (eksistensialisme)
Nilai adalah kualitas empiris yang tidak dapat dijelaskan menyatu dengan kebahagian perasaan daripada berpikir bagaimana kita ingin merasakannya.
1.      D. H. Parker (humanisme)
Nilai merupakan pengalaman , tidak berwujud objek.
1.      Perry (naturalisme)
Semua objek dari kepentingan sebagai suatu hubungan yang saling terkait antara kepentingan dengan objek.

·         Nominalisme Aksiologis atau Skeptisime (Emotivisme) Aksiologi.
Pandangan ini mengatakan bahwa penentuan nilai adalah ekspresi emosi atau usaha untuk membujuk yang semua itu tidak faktual.
Emotivisme : Nilai adalah suatu nilai yang tidak dapat dijelaskan dan bersifat emotif walaupun memiliki makna secara faktual.
Asal mula emotivisme yaitu dengan adanya G. E. Moore mengajarkan tentang kebahagian yang tidak dapat dijelaskan tetapi kebaikan secara factual dletakkan pada suatu tindakan atau objek, dengan I.A.Richard membedakan antara makna factual dan makna emotif.
Pendukung emotivisme  aksiologi adalah Nietzsche,Ayer, Stevenson, Carnap, dan lainnya.
Beberapa bentuk Ekspresi Subjektivisme Aksiologi :
1.      Nietzsche ( relativisme aksiologi)
Nilai adalah sebuah ekspresi perasaan dan kebiasaan daripada sebuah pernyataan terhadap suatu fakta.
1.      Ayer ( logika positivism)
Nilai adalah fungis ekspresif , member cela bagi perasaan , dan statemen yang bersifat emotif atau nonkognitif.
1.      Stevenson (logika empirisme)

Nilai adalah fungsi persuasive dan tidak memiliki objek kesalahan seperti benar dan salah, maka persuasi diperlukan dapat diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar