Permula adanya teori
umum dari terjadinya perdebatan antara Alexius Meinong dengan Christian von
Ehrenfels pada tahun 1890-an berkaitan dengan sumber nilai. Alexius Meinong
berpendapat sumber nilai adalah perasaan (feeling) atau
perkiraan adanya kesenangan terhadap suatu objek. Christian von Ehrenfels
berpendapat sumber nilai adalah hasrat atau keinginan (desire). Menurut
pendapat keduanya nilai adalah milik objek itu sendiri .
·
Objektivisme atau Realisme Aksiologi
Penetapan nilai
merupakan suatu yang dianggap objektif. Alexander mengatakan nilai, norma,
ideal, dan sebagainya merupakan unsure atau berada dalam objek atau berada pada
realitas objek . Penetapan suatu nilai memiliki arti benar atau salah, meskipun
penilaian itu tidak dapat diverifikasi, yaitu yang tidak dapat dijelaskan
melalui suatu istilah tertentu.
Pendukung dari
objektivisme aksiologi mencangkup Plato, Aristoteles , St. Thomas Aquinas,
Maritain, Rotce, Alexander , dan lain- lainnya.
Beberapa bentuk
Ekspresi Objektivisme Aksiologi:
1. Bosanquet ( idealisme
)
Nilai adalah kualitas tertentu dari suatu objek, kejujujuran apa adanya, tetapi manifestasinya diilhamkan kedalam sikap pikiran manusia.
Nilai adalah kualitas tertentu dari suatu objek, kejujujuran apa adanya, tetapi manifestasinya diilhamkan kedalam sikap pikiran manusia.
1. Scheler (fenomenologi)
Nilai adalah esensi
yaitu entitas yang ada dengan sendirinya yang diintuisikan secara emosional.
Penetapan nilai tunduk
pada standar yang sama pada pengetahuan dan validitas seperti halnya
penilaian empiris kognitif lainnya.
1. G. E. moore (
Intuisime)
Nilai adalah suatu
yang tidak dapat diterangkan , yakni tidak dapat dianalisis, tidak
dapat direduksi dari terma itu sendiri,meskipun nilai adalah suatu tindakan.
·
Subjektivisme Aksiologi
Penentuan nilai
mereduksi penentuan nilai ke dalam statemen yang berkaitan dengan sikap mental
terhadap suatu objek atau situasi dan penentuan sejalan dengan pernyataan benar
atau salah. Subjektivisme aksiologi cenderung mengabsahkan teori etika yang
disebut hedonism, sebuah teori yang mengatakan kebahagian sebagai criteria nilai
dan naturalism yang meyakini bahwa suatu nilai dapat direduksi ke dalam
psikologis.
Pendukung
subjektivisme aksiologi adalah Hume , Perry, Prall, Parker, Santayana, dan
lainnya.
Beberapa bentuk
Ekspresi Subjektivisme Aksiologi :
1. Hume ( skeptisime )
A memiliki nilai
berarti orang menyukai A
1. Sarte
(eksistensialisme)
Nilai adalah kualitas
empiris yang tidak dapat dijelaskan menyatu dengan kebahagian perasaan daripada
berpikir bagaimana kita ingin merasakannya.
1. D. H. Parker
(humanisme)
Nilai merupakan
pengalaman , tidak berwujud objek.
1.
Perry (naturalisme)
Semua objek dari
kepentingan sebagai suatu hubungan yang saling terkait antara kepentingan
dengan objek.
·
Nominalisme Aksiologis atau Skeptisime (Emotivisme) Aksiologi.
Pandangan ini
mengatakan bahwa penentuan nilai adalah ekspresi emosi atau usaha untuk
membujuk yang semua itu tidak faktual.
Emotivisme : Nilai
adalah suatu nilai yang tidak dapat dijelaskan dan bersifat emotif walaupun
memiliki makna secara faktual.
Asal mula emotivisme
yaitu dengan adanya G. E. Moore mengajarkan tentang kebahagian yang tidak dapat
dijelaskan tetapi kebaikan secara factual dletakkan pada suatu tindakan atau
objek, dengan I.A.Richard membedakan antara makna factual dan makna emotif.
Pendukung
emotivisme aksiologi adalah Nietzsche,Ayer, Stevenson, Carnap, dan
lainnya.
Beberapa bentuk
Ekspresi Subjektivisme Aksiologi :
1. Nietzsche (
relativisme aksiologi)
Nilai adalah sebuah
ekspresi perasaan dan kebiasaan daripada sebuah pernyataan terhadap suatu
fakta.
1. Ayer ( logika
positivism)
Nilai adalah fungis
ekspresif , member cela bagi perasaan , dan statemen yang bersifat emotif atau
nonkognitif.
1. Stevenson (logika
empirisme)
Nilai adalah fungsi
persuasive dan tidak memiliki objek kesalahan seperti benar dan salah, maka
persuasi diperlukan dapat diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar