Minggu, 11 Oktober 2015

Epistimologi

        Epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan. Pernyataan tentang kebenaran diperlukan susunan yang tepat. Kebenaran pengetahuan disebut memenuhi syarat-syarat epistemologi karena juga tepat sususnannya, atau disebut logis. Meskipun logika dan epistemologi merupakan dua hal berbeda, keduanya memiliki kata yang sangat kuat, ialah bahwa logika menjadi prasyarat yang mendasari epistemologi

        Dalam epistemologi, secara lebih rinci terdapat perbincangan mengenai dasar, batas, dan objek, pengetahuan. Oleh sebagian orang, epistemologi disebut filsafat ilmu. Secara umum dan mendasar, terdapat perbedaan antara epistemologi dan filsafat ilmu. Secara umum, epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu (philosophy of science), secara khsus mempersoalkan ilmu atau keilmuan pengetahuan


Dalam hal ini, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum dikenal orang, yaitu kebenaran religius, kebenaran filosofis, kebenaran estetis, dan kebenaran ilmiah. Hal itu merupakan hasil dari aturan berpikirnya masing-masing, seperti telah diutarakan dalam pemabahasan logika material. :

           Pertama, kebenaran religius adalah kebenaran yang memenuhi atau dibangun berdasarkan kaidah-kaidah agama atau keyakinan tertentu disebut juga kebenaran mutlak yang tidak dapat dibantah lagi. Bentuk pemahamannya adalah dogmatis. Hal yang dimaksud dengan agama adalah ketentuan-ketentuan atau ajaran-ajaran yang diturunkan melalui wahyu Tuhan YME, bukan hasil pemikiran atau perenungan manusia, misalnya Islam, Kristen Protestan, Katolik, dan Yahudi. Sebagian pihak berpendapat, bahwa agama-agama lain, seperti Budha dan Hindu dinilai bukan agama karena merupakan hasil kontemplasi, perenungan, dan pemikiran manusia. 

Kedua, Kebenaran filosofis ialah kebenaran hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat yang disebut hakikat atau the nature, meskipun bersifat subjektif dan relatif, namun mendalam karena melalui penghayatan eksistensial bukan hanya pengalaman dan pemikiran intelektual semata. 

          Ketiga, kebenaran estetis ialah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta cita rasa estetis. Artinya, keindahan yang berdasarkan harmoni dalam pengertian luas yang menimbulkan rasa senang, tenang, dan nyaman. 

       Keempat, kebenaran ilmiah yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, terutama menyangkut adanya teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti, kebenaran rasional yang ditunjang hasil uji lapangan yang disebut bukti empiris. Kebenaran teoretis adalah kebenaran yang berdasarkan rasio, atau kebenaran rasional, berdasarkan teori-teori yang menunjangnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar