Rabu, 25 November 2015

Filsafat barat kontemporer


Latar Belakang Munculnya Filsafat Barat Kontemporer

Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.

Kita akan memfokuskan pembahasan dalam makalah ini mengenai filsafat kontemporer, banyak istilah dalam penyebutan babakan filsafat ini diantaranya filsafat kontemporer, filsafat pasca modern, filsafat posmo dll.

Filsafat barat kontemporer ini muncul pada abad XX sebagai kritik dari filsafat modern, hal ini dapat terungkap dalam  istilah dekonstruksi, yang didekonstruksi oleh filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan untuk membangun seluruh isi kebudayaan dunia barat,


Tokoh-tokoh besar banyak bermunculan pada  abad XX ini seperti Arkoun, Derrida, Foucault, Wittgenstein dll. Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Filsafat  Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, Nietzsche adalah tokoh pertama yang sudah menyatakan ketidak puasannya terhadap dominasi atau pendewaan rasio pada tahun 1880an. Jadi menurutnya tokoh the pertama filsafat dekontruksi adalah Nietzsche. Dengan alasan pada tahun 1880an Nietzsche menyatakan bahwa budaya Barat telah berada di ambang kehancuran karena terlalu mendewakan rasio, kemudian baru tahun 1990 Capra juga mengatakan demikian.

Filsafat Barat  Kontemporer

Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah. Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.

Menurut Prof, I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan juga ”Filo” artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha mencapai yang diinginkannya . ”Sofia artinya kebijaksanaan artinya pandai, mengerti dengan mendalam.

Orang yang berfilsafat dinamakan filosof  dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar. Filsafat pada abad Yunani Klasik atau biasa disebut filsafat kuno senantiasa membahas tentang kosmologi yaitu terbentuknya alam semesta dari mana mereka berasal. 

Karena terdapat berbagai macam filsafat yang kontruktif maka makin lama timbullah rasa jemu karena orang-orang yang setia kepada pemikiran yang membangun menampakkan gejala pembekuan sehingga terbentuklah aliran yang tiada pemikiran yang baru lagi yang dinamai aliran via antiqua (jalan kuna) selanjutnya dari situ timbul juga aliran baru yang berbeda sekali dengan sistem pemikiran dalam masa kejayaan skolastik dan berbeda juga dengan aliran via antiqua aliran ini dinamakan aliran via moderna (jalan modern) aliran ini menolak pemikiran metafisis yang konstruktip. 

Selanjutnya dalam perjalanan sejarah filsafat barat menunjukkan bahwa makin lama filsafat itu makin terpecah-pecah menjadi filsafat jerman, filsafat Prancis,  filsafat Inggris, Filsafat Amerika dan filsafat Rusia. mereka mengikuti jalannya sendiri-sendiri masing-masing membentuk kepribadian dengan caranya sendiri sekalipun demikian mereka tetap menampakkan suatu kesatuan. sebab bermacam-macam pemikiran yang dikemukakan paa bangsa itu sebenarnya hanya mewujudkan aspek yang bermacam-macam dari satu keadaban.

Filsafat Kontemporer muncul diawali sikap ingin mendobrak teori Filsafat Modern yang menggunakan keuniversalitasan kebenara tunggal dan bebas nilai. Oleh sebab itu salah satu ciri yang terdapat dalam Filsafat Kontempoter ini mengagungkan nilai-nilai relatifitas dan mini narasi, dan lebih cenderung beragam dalam pemikiran.

Ciri filsafat Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat modern yang semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha mengkritik Logosentrisme filsafat modern yang berusaha menjadika rasio sebagai instrumen utama, perkembangan Filsafat kontemporer berada dalam dua jalur yakni filsafat Holistic dan filsafat dekonstruksi


Aliran-Aliran dalam Filsafat Barat Kontemporer

1. Pragmatisme
       Aliran Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.[10]

Aliran ini menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfa’at secara praktis. Jadi patokan dari pragmatisme adalah bagaimana dapat bermanfaat dalam kehidupan praktis. 
Tokoh-tokohnya : William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.

2. Vitalisme
         Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara matematis.

Tokoh-tokohnya: Henri Bergson

3. Fenomenologi
           Kata Fenomenologi berasal dari Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang tampak, terlihat karena bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebut”gejala”. Jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama hal itu tampak. Pelopor aliran ini adalah Edmund Husserl. 
Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx Secheler

4. Eksistensialisme
       Kata Eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi yang diturunkan dari kata kerja sisto (berdiri, menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. 

Eksistensialisme adalah aliran Filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi, Eksistensi sendiri merupakan cara berada manusia di dunia, dan cara ini berbeda dengan cara berada makhluk-makhluk lainnya. 

Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel

5. Filsafat Analitis

 Aliran Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak tahun 1950, Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan reaksi dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris. Para penganutnya menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan konsep-konsep.

Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, John Langsaw Austin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar